MAKALAH PENJAS
GIZI SEIMBANG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
tentang “Gizi Seimbang ” ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai tugas
Mata Pelajaran Penjas.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari adanya bantuan
dari pihak tertentu, oleh karena itu kami tidak lupa mengucapkan banyak terima
kasih kepada orang tua kami, guru pembimbing kami, dan teman-teman kami yang
telah membantu hingga selesainya makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk
para pembaca.
Tebing
Karimun, 29 November 2016
Penulis
Bab 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah
satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan,
kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi
oleh keadaan gizi (Izwardi, 2012). Pola makan merupakan perilaku paling penting
yang dapat mempengaruhi keadaan gizi. Hal ini disebabkan karena kuantitas dan
kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi tingkat
kesehatan individu dan masyarakat.
Agar
tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit
tidak menular (PTM) terkait gizi, maka pola makan masyarakat perlu ditingkatkan
kearah konsumsi gizi seimbang. Keadaan gizi yang baik dapat meningkatkan
kesehatan individu dan masyarakat. Gizi yang optimal sangat penting untuk
pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak,
serta seluruh kelompok umur. Gizi yang baik membuat berat badan normal atau
sehat, tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi, produktivitas kerja meningkat
serta terlindung dari penyakit kronis dan kematian dini.
Berdasarkan
uraian diatas, masalah gizi seimbang menjadi permasalahan tersendiri dalam
kehidupan masyarakat. Sebagian besar masyarakat belum memahami pentingnya
menjaga asupan gizi guna meningkatkan kualitas kehudupan mereka. Kesadaran akan
gizi seimbang perlu ditingkatkan agar bangsa Indonesia memiliki tingkat
kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi.
1.2
Rumusan Masalah
a.
Apa hakikat gizi
seimbang itu?
b.
Bagaimanakah
gizi seimbang untuk tiap kelompok usia?
c.
Bagaimanakah
anjuran porsi menurut kecukupan energi sesuai dengan tahapan umur?
d.
Apa akibat yang
ditimbulkan jika terjadi gangguan gizi terhadap tubuh seseorang?
e.
Pesan apa yang
dapat disampaikan untuk tiap kelompok usia?
1.3
Tujuan
a.
Mengetahui
hakikat gizi seimbang.
b.
Mengetahui
gizi seimbang untuk tiap kelompok usia.
c.
Mengetahui
bagaimanakah anjuran porsi menurut kecukupan energi sesuai dengan tahapan umur.
d.
Mengetahui
akibat yang ditimbulkan jika terjadi gangguan gizi terhadap tubuh seseorang.
e.
Mengetahui pesan
apa yang dapat disampaikan untuk tiap kelompok usia agar gizinya seimbang dan
terpenuhi.
KAJIAN TEORI
A.
HAKIKAT GIZI SEIMBANG
Istilah
gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat makanan, dalam bahasa
Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat
gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. Pengertian lebih luas bahwa gizi
diartikan sebagai proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan,
transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk
menghasilkan tenaga. (Irianto, 2006)
Gizi
merupakan suatu zat yang terdapat dalam makanan yang mengandung karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi manusia untuk
pertumbuhan dan perkembangan manusia, memelihara proses tubuh dan sebagai
penyedia energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Karbohidrat menyediakan
kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya
glukosa, merupakan nutrien utama sel. Lemak adalah salah satu zat gizi yang
mempu memperlambat sekresi asam lambung dan memperlambat pengosongan lambung sehingga memberikan
efek kenyang lebih lama konsultan kolesterol. Protein adalah zat gizi yang
berperan dalam pertumbuhan, pembentukan dan perbaikan semua jaringan, dapat
dijumpai misalnya pada kacang-kacangan. Vitamin adalah zat gizi yang tidak
dapat diproduksi oleh tubuh, jadi vitamin dapat didapatkan dengan cara
menonsumsi buah-buahan dan juga sayuran. Seperti halnya vitamin, mineral adalah
nutrisi penting untuk pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Mineral
dan vitamin bertindak secara interaksi.
Kebutuhan
gizi menjadi sangat penting terutama bagi perkembangan atau pertumbuhan anak. Menurut
dokter Briliantono M Soewarno, status Gizi anak dikatakan normal bisa diukur
dari perkembangan tinggi badannya “Status gizi anak yang normal itu kalau badan
anak tidak pendek namun tak juga kurus,” ujar Brilianto yang juga dokter Ahli
Tulang ini (Novella, 2012).
Gizi
seimbang menjadi kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia. Bukan hanya untuk
orang dewasa namun juga bagi pertumbuhan anak-anak. Mereka semua membutuhkan
tersedianya gizi seimbang dan memadai baik itu protein, karbohidrat, maupun
lemak. Untuk memenuhi tidak harus mengkonsumsi makanan berharga mahal, yang
penting adalah gizi seimbang untuk hidup sehat (newsletter Andalas. novella,
2012).
Gizi
seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan
prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan
berat badan (BB) ideal. Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi
akibat asupan gizi di bawah kebutuhan,
maka ia akan lebih rentan terkena penyakit dan kurang produktif.
Sebaliknya, jika memiliki kelebihan gizi akibat asupan gizi yang melebihi
kebutuhan, serta pola makan yang padat energi (kalori) maka ia akan beresiko
terkena berbagai penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit
jantung dsb. Karena itu, pedoman gizi seimbang disusun berdasarkan kebutuhan
yang berbeda pada setiap golongan usia, status kesehatan dan aktivitas fisik
(danone institute, tanpa tahun).
Kegiatan
yang bertujuan untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan
jumlah yang tepat telah lama dilakukan oleh pemerintah melalui salah satu program
yaitu Posyandu, kebutuhan asupan gizi divisualisasikan dalam bentuk Tumpeng
Gizi Seimbang (TGS), yang terdiri atas potongan-potongan tumpeng. Luasnya
potongan menunjukkan porsi yang harus dikonsumsi setiap hari. TGS dialasi air
putih, artinya air putih merupakan bagian terbesar dari zat gizi esensial bagi
kehidupan untuk hidup sehat dan aktif.
Sumber: kementrian kesehatan RI
Prinsip
Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya merupakan
rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi
yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur. Empat Pilar tesebut adalah (1) mengonsumsi
makanan beragam. Mengonsumsi makanan beragam juga harus memperhatikan porsi dan
proporsinya, (2) membiasakan perilaku hidup bersih, (3) melakukan aktivitas
fisik, (4) Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal.
B.
GIZI SEIMBANG UNTUK TIAP KELOMPOK USIA
Gizi seimbang untuk berbagai kelompok
1.
Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
Gizi Seimbang
untuk Ibu Hamil
dan Ibu Menyusui
mengindikasikan bahwa konsumsi ibu hamil harus memenuhi kebutuhan untuk
dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin/bayinya. Oleh karena itu
ibu hamil dan ibu menyusui membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan
dengan keadaan tidak hamil atau tidak menyusui, tetapi konsumsi pangannya tetap
beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan proporsinya.
Janin tumbuh
dengan mengambil zat-zat
gizi dari makanan
yang dikonsumsi oleh ibunya dan dari simpanan zat gizi yang berada
didalam tubuh ibunya. Selama hamil atau menyusui seorang ibu harus menambah
jumlah dan jenis makanan yang dimakan untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan
bayi dan kebutuhan ibu
yang sedang mengandung
bayinya serta untuk memproduksi ASI. Bila makanan ibu
sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan, maka janin atau
bayi akan mengambil persediaan yang ada didalam tubuh ibunya. Misalnya sel
lemak ibu sebagai sumber kalori; zat besi dari simpanan di dalam tubuh ibu
sebagai sumber zat besi janin/bayi. Demikian juga beberapa zat gizi tertentu
tidak disimpan di dalam tubuh sepertivitamin C dan vitamin B yang banyak
terdapat di dalam sayuran dan buah-buahan. Sehubungan dengan hal itu, ibu harus
mempunyai status gizi yangbaik
sebelum hamil dan
mengonsumsi makanan yang
beranekaragam baikproporsi maupun
jumlahnya.
Kenyataannya di
Indonesia masih banyak
ibu-ibu yang saat
hamil mempunyai status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita Anemia.
Hal inidapat disebabkan karena
asupan makanannya selama
kehamilan tidak mencukupi untuk
kebutuhan dirinya sendiri dan bayinya. Selain itu kondisi ini dapat diperburuk
oleh beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau lebih berat dibandingakan
dengan saat sebelum
hamil. Akibatnya, bayi
tidak mendapatkan zat gizi yang dibutuhkan, sehingga mengganggu
pertumbuhan dan perkembangannya. Demikian
pula dengan konsumsi
pangan ibu menyusui
harus bergizi seimbang agar
memenuhi kebutuhan zat gizi bayi maupun untuk mengganti zat gizi ibu yang
dikeluarkan melalui ASI. Tidak semua zat
gizi yang diperlukan bayi dapat dipenuhi
dari simpanan zat gizi ibu, seperti vitamin C dan vitamin. Oleh karena
itu harus didapat dari konsumsi
pangan ibu setiap hari.
2.
Gizi Seimbang untuk Bayi 0-6 bulan
Gizi seimbang
untuk bayi 0-6
bulan cukup hanya
dari ASI. ASI merupakan makanan yang terbaik untuk bayi
oleh karena dapat memenuhi semua
zat gizi yang
dibutuhkan bayi sampai
usia 6 bulan,
sesuai dengan perkembangan sistem
pencernaannya, murah dan
bersih.
3.
Gizi Seimbang untuk Anak 6-24 bulan
Pada anak
usia 6-24 bulan,
kebutuhan terhadap berbagai
zat gizi semakin meningkat dan
tidak lagi dapat dipenuhi hanya dari ASI saja. Pada usia ini anak berada pada
periode pertumbuhan dan perkembangan cepat, mulai terpapar
terhadap infeksi dan
secara fisik mulai
aktif, sehingga kebutuhan terhadap
zat gizi harus
terpenuhi dengan memperhitungkan aktivitas bayi/anak dan keadaan
infeksi. Agar mencapai gizi seimbang maka perlu ditambah dengan Makanan
Pendamping ASI atau MP-ASI, sementara ASI tetap diberikan sampai bayi berusia 2
tahun. Pada usia 6 bulan, bayi mulai diperkenalkan kepada makanan lain,
mula-mula dalam bentuk lumat, makanan lembik dan selanjutnya beralih ke makanan
keluarga saat bayi berusia 1 tahun.
4.
Gizi Seimbang untuk Anak usia 2-5 tahun
Kebutuhan
zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih berada pada masa
pertumbuhan cepat dan aktivitasnya tinggi. Demikian juga anak sudah
mempunyai pilihan terhadap
makanan yang disukai
termasuk makanan jajanan.
5. Gizi Seimbang untuk Anak 6-9 tahun
Anak pada kelompok usia ini merupakan anak
yang sudah memasuki masa sekolah dan banyak bermain diluar, sehingga pengaruh
kawan, tawaran makanan jajanan, aktivitas
yang tinggi dan
keterpaparan terhadap sumber penyakit infeksi menjadi tinggi.
Sebagian anak usia 6-9 tahun sudah mulai memasuki masa
pertumbuhan cepat pra-pubertas,
sehingga kebutuhan terhadap zat
gizi mulai meningkat
secara bermakna.
6.
Gizi Seimbang untuk Remaja (10-19 tahun)
Kelompok
ini adalah kelompok usia peralihan dari anak-anak menjadi remaja muda
sampai dewasa. Kondisi
penting yang berpengaruh
terhadap kebutuhan zat gizi kelompok ini adalah pertumbuhan cepat
memasuki usia pubertas, kebiasaan jajan, menstruasi dan perhatian terhadap
penampilan fisik “Body image” pada
remaja puteri.
7.
Gizi Seimbang untuk Dewasa
Perilaku
konsumsi pangan bergizi seimbang dapat terganggu oleh pola kegiatan kelompok
usia dewasa saat ini yaitu persaingan tenaga kerja yang ketat, ibu bekerja
diluar rumah, tersedianya berbagai makanan siap saji dan siap olah, dan ketidak-tahuan tentang gizi menyebabkan
keluarga dihadapkan pada pola kegiatan yang cenderung pasif atau “sedentary
life”, waktu di rumah yang pendek terutama untuk ibu, dan konsumsi pangan yang
tidak seimbang dan tidak higienis.
8.
Gizi Seimbang untuk Usia Lanjut
Dengan
bertambahnya usia, khususnya usia di atas 60 tahun, terjadi berbagai perubahan
dalam tubuh yaitu
mulai menurunnya fungsi
berbagai organ dan jaringan tubuh, oleh karenanya berbagai permasalahan
gizi dan kesehatan lebih sering muncul pada kelompok usia ini. Perubahan
tersebut meliputi antara lain
organ pengindra termasuk
fungsi penciuman sehingga dapat menurunkan
nafsu makan; melemahnya
sistem organ pencernaan sehingga saluran pencernaan
menjadi lebih sensitif terhadap makanan tertentu dan mengalami sembelit;
gangguan pada gigi sehingga mengganggu fungsi mengunyah; melemahnya
kerja otot jantung;
pada wanita memasuki
masamenopause dengan berbagai
akibatnya; dan lain-lain.
Hal tersebut menyebabkan kelompok
usia lanjut lebih rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk terlalu gemuk,
terlalu kurus, penyakit hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus,
osteoporosis, osteoartritis dll. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi pada
kelompok usia lanjut agak berbeda pada kelompok dewasa, sehingga pola konsumsi
agak berbeda, misalnya membatasi konsumsi gula, garam dan minyak, makanan
berlemak dan tinggi purin. Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan dalam jumlah
yang cukup.
C.
Porsi
Anjuran Jumlah Porsi
Menurut Kecukupan Energi untuk Berbagai Kelompok Umur
1.
Untuk
Kelompok Ibu Hamil dan Menyusui
Bahan Makanan
|
Ibu
Hamil
2500
kkal
|
Ibu Menyusui
2500 kkal
|
Nasi
|
6p
|
6p
|
Sayuran
|
4p
|
4p
|
Buah
|
4p
|
4p
|
Tempe
|
4p
|
4p
|
Daging
|
3p
|
3p
|
Susu
|
1p
|
1p
|
Minyak
|
6p
|
6p
|
Gula
|
2p
|
2p
|
2.
Untuk
Kelompok Umur 1-3 tahun dan 4-6 tahun
Bahan Makanan
|
Anak
Usia 1-3 tahun
1125
kkal
|
Anak Usia 4-6 tahun
1600
kkal
|
Nasi
|
3
p
|
4
p
|
Sayuran
|
1,5
p
|
2
p
|
Buah
|
3
p
|
3
p
|
Tempe
|
1
p
|
2
p
|
Daging
|
1
p
|
2
p
|
Susu
|
1
p
|
1
p
|
ASI
|
Dilanjutkan
hingga 2 tahun
|
|
Minyak
|
3
p
|
4
p
|
Gula
|
2
p
|
2p
|
3.
Untuk Kelompok Umur 7-9 Tahun dan Anak Usia Sekolah 10-12
Bahan Makanan
|
Anak
Usia 7-9 tahun
1850 kkal
|
Anak Usia 4-6 tahun
|
|
Laki-laki
2100
kkal
|
Perempuan
2000
kkal
|
||
Nasi
|
4
½ p
|
4
p
|
4
p
|
Sayuran
|
3
p
|
2
p
|
3
p
|
Buah
|
3
p
|
3
p
|
4
p
|
Tempe
|
3
p
|
2
p
|
3
p
|
Daging
|
2
p
|
2
p
|
2
p
|
susu
|
1
p
|
1
p
|
1
p
|
Minyak
|
5
p
|
5
p
|
5
p
|
Gula
|
2
p
|
2
p
|
2
p
|
4. Untuk Kelompok
Umur 13-15 tahun
Bahan Makanan
|
Anak
Remaja 13-15
tahun
Laki-laki
2475 kkal
|
Anak Remaja 13-15
tahun
Perempuan
2125
kkal
|
Nasi
|
6
½ p
|
4
½ p
|
Sayuran
|
3
p
|
3
p
|
Buah
|
4
p
|
4
p
|
Tempe
|
3
p
|
3
p
|
Daging
|
3
p
|
3
p
|
susu
|
1
p
|
1
p
|
Minyak
|
6
p
|
5
p
|
Gula
|
2
p
|
2
p
|
5. Untuk Kelompok
Umur 16-18 tahun
Bahan Makanan
|
Anak
Remaja 16-18
tahun
Laki-laki
2675 kkal
|
Anak Remaja 16-18
tahun Perempuan
2125
kkal
|
Nasi
|
8
p
|
5
p
|
Sayuran
|
3
p
|
3
p
|
Buah
|
4
p
|
4
p
|
Tempe
|
3
p
|
3
p
|
Daging
|
3
p
|
3
p
|
Minyak
|
6
p
|
5
p
|
Gula
|
2
P
|
3
p
|
6. Untuk Kelompok
Umur 19-29 tahun
Bahan Makanan
|
Dewasa
Laki-laki 19-29
tahun
2725 kkal
|
Dewasa Perempuan
19-29 tahun
2250
kkal
|
Nasi
|
8
p
|
5
p
|
Sayuran
|
3
p
|
3
p
|
Buah
|
5
p
|
5
p
|
Tempe
|
3
p
|
3
p
|
Daging
|
3
p
|
3
p
|
Minyak
|
7
p
|
5
p
|
Gula
|
2
p
|
2
p
|
7. Untuk Kelompok Umur 30-49 tahun
Bahan Makanan
|
Dewasa
Laki-laki 30-49
tahun
2625 kkal
|
Dewasa Perempuan
30-49 tahun
2125
kkal
|
Nasi
|
7
½ p
|
4
½ p
|
Sayuran
|
3
p
|
3
p
|
Buah
|
5
p
|
5
p
|
Tempe
|
3
p
|
3
p
|
Daging
|
3
p
|
3
p
|
Minyak
|
6
p
|
6
p
|
Gula
|
2
p
|
2
p
|
8. Untuk Kelompok
Umur 50-64 tahun
Bahan Makanan
|
Dewasa
Laki-laki 30-49
tahun
2625 kkal
|
Dewasa Perempuan
30-49 tahun
2125
kkal
|
Nasi
|
6
½ p
|
4
½ p
|
Sayuran
|
4
p
|
4
p
|
Buah
|
5
p
|
5
p
|
Tempe
|
3
p
|
3
p
|
Daging
|
3
p
|
3
p
|
susu
|
1
p
|
1
p
|
Minyak
|
6
p
|
4
p
|
Gula
|
1
p
|
2
p
|
9. Untuk Kelompok Umur >65 tahun
Bahan Makanan
|
Dewasa
Laki-laki >65
tahun
1900 kkal
|
Dewasa Perempuan
>65 tahun
1550
kkal
|
Nasi
|
5
p
|
3
½ p
|
Sayuran
|
4
p
|
4
p
|
Buah
|
4
p
|
4
p
|
Tempe
|
3
p
|
3
p
|
Ikan
segar
|
3
p
|
3
p
|
Susu
rendah lemak
|
1
p
|
1
p
|
Minyak
|
4
p
|
4
p
|
Gula
|
2
p
|
2
p
|
Ket : 1. Nasi 1 porsi = ¾ gelas = 100 gr = 175 kkal
2. Sayuran 1 porsi = 1 gelas = 100 gr = 25 kkal
3. Buah 1 porsi = 1 buah pisang ambon = 50 gr =
50 kkal
4. Tempe 1 porsi = 2 potong sedang = 50 gr = 80
kkal
5. Daging 1 porsi = 1 potong sedang = 35 gr = 50 kkal
6. Ikan segar 1 porsi = 1/3 ekor = 45 gr = 50
kkal
7. Susu sapi 1 porsi = 1 gelas = 200 gr = 50
kkal
8. Susu rendah lemak 1 porsi = 4 sdm = 20 gr =
75 kkal
9. Minyak 1 porsi = 1 sdt = 5 gr = 50 kkal
10.
Gula = 1 sdm = 20 gr = 50 kkal
*) sdm : sendok makan
**) sdt : sendok teh
p
: porsi
D.
Akibat Gangguan Gizi
Ada dua akibat gangguan
gizi yang terjadi, yang pertama adalah kekurangan gizi dan yang kedua adalah
gizi lebih. Masalah kekurangan gizi pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan;
kurangnya ketersediaan pangan; kurang baiknya kualitas lingkungan; kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Sebaliknya
masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomipada lapisan
masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu
seimbang, dan kesehatan.
Malnutrisi yaitu gizi buruk atau merupakan masalah
yang
membutuhkan
perhatian khusus terutama di negara-negara berkembang, yang merupakan
faktor
risiko penting terjadinya kesakitan dan kematian pada ibu hamil dan balita. Gizi buruk tidak hanya
meningkatkan angka kesakitan dan angka
kematian tetapi juga menurunkan
produktifitas, menghambat pertumbuhan sel-sel
otak yang mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan. Berbagai
masalah
yang timbul akibat gizi buruk antara lain
tingginya angka kelahiran bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) yang disebabkan jika ibu hamil menderita gizi buruk
akan berpengaruh pada gangguan
fisik, mental dan kecerdasan anak, juga
meningkatkan resiko bayi yang dilahirkan kurang zat besi. Bayi yang
kurang
zat besi dapat berdampak pada gangguan pertumbuhan sel-sel otak, yang
dikemudian hari dapat mengurangi IQ
anak
(Krisnansari, 2010).
Pada anak-anak, KEP dapat menghambat pertumbuhan,
rentan terhadap penyakit terutama penyakit infeksi dan mengakibatkan rendahnya
tingkat kecerdasan. Pada orang dewasa, KEP menurunkan produktivitas kerja dan
derajat kesehatan sehingga menyebabkan rentan terhadap penyakit (Almatsier,
2009)
Berikut beberapa upaya penanggulangan masalah kurang
gizi berdasarkan beberapa sumber:
1) Upaya
pemenuhan peserdiaan pangan nasional terutama melalui peningkatan produksi
beraneka ragam pangan
2) Peningkatan
usaha perbaikan gizi keluarga (UPKG)
3) Peningkatan
pelayanan gizi dimulai dari tingkat Posyandu, hingga puskesmas dan rumah sakit
4) Upaya
pengawasan makanan dan minuman
5) Upaya
penelitian dan pengembangan pangan dan gizi
Masalah gizi lebih disebabkan oleh kebanyakan
masukan energi dibandingkan dengan keluaran energi baru muncul di permukaan
pada awal tahun 1990-an. Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat
tertentu, terutama di perkotaan menyebabkan perubahan dalam gaya hidup,teutama
dalam pola makan. Pola makan tradisiona yang tadinya tinggi karbohidrat, tinggi
serat kasar, dan rendah lemak berubah ke pola makan baru yang rendah
karbohidrat, rendah serat kasar, dan tinggi lemak sehingga menggeser mutu
makanan kearah tidak seimbang. Perubahan pola makan ini dipercepat oleh makin
kuatnya arus budaya makanan asing yang disebabbkan olehkemajuan teknologi
informasi komunikasi dan globalisasi ekonomi (Almatsier, 2009).
Masalah gizi lebih ini menyerang semua lapisan umur,
baik anak-anak hingga orang dewasa. Penanggulangannya adalah dengan menyeimbangkan masukan dan keluaran
energi melalui pengurangan makan dan penambahan latihan fisik atau olah raga
serta menghindari tekanan hidup/ stress.
Penyeimbangan masukan energy dilakukan dengan membatasi konsumsi karbohidrat
dan lemak serta menghindari konsumsi alkohol. Untuk itu diperlukan upaya
penyuluhan ke masyarakat luas. Disamping itu perlu peningkatan teknologi
pengolahan makanan tradisional Indonesia siap santap, sehingga makanan
tradisional yang lebih serat ini disajikan dengan cara-cara dan kemasan yang
dapat menyaingi cara penyajian dan kemasan makanan berat (Almatsier, 2009)
E.
Pesan
yang dapat Disampaikan kepada Tiap Kelompok Usia agar Gizinya Seimbang dan
Terpenuhi
a. Pesan
gizi seimbang untuk ibu hamil dan menyusui.
·
Membiasakan mengkonsumsi aneka pangan
lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan
energi, protein dan
zat gizi mikro (vitamin dan mineral) karena digunakan
untuk pemeliharaan, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan serta cadangan
selama masa menyusui. Zat gizi mikro penting yang diperlukan selama hamil
adalah zat besi, asam folat, kalsium, iodium dan zink.
·
Membatasi konsumsi garam karenadapat
mencegah hipertensi selama kehamilan. Selama ibu hamil diusahakan
agar tidak menderita hipertensi. Hal ini disebabkan karena hipertensi selama
kehamilan akan meningkatkan risiko kematian janin, terlepasnya plasenta, serta
gangguan pertumbuhan.
·
Membatasi minum kopi karena Kafein yang
terdapat dalam kopi yang dikonsumsi ibu akan masuk ke dalam ASI
sehingga akan berpengaruh
tidak baik terhadap
bayi, hal ini disebabkan karena metabolisme bayi belum
siap untuk mencerna kafein. Konsumsi kafein pada ibu menyusui juga berhubungan
dengan rendahnya pasokan ASI.
·
Minum air yang banyak karena Kebutuhan
air selama kehamilan meningkat agar dapat mendukung sirkulasi janin, produksi
cairan amnion dan meningkatnya volume
darah. Ibu hamil memerlukan asupan air minum sekitar 2-3 liter perhari (8 – 12
gelas sehari).
b. Pesan
gizi seimbang untuk bayi 0 – 6 bulan :
Setiap bayi harus memperoleh ASI
Eksklusif yang berarti sampai usia 6
bulan hanya diberi ASI saja.
c. Pesan
gizi seimbang untuk bayi 6 – 24 bulan :
Ibu sebaiknya
memahami bahwa pola
pemberian makanan secara seimbang pada
usia dini akan
berpengaruh terhadap selera
makan anak selanjutnya, sehingga
pengenalan kepada makanan
yang beranekaragam pada periode
ini menjadi sangat penting. Secara bertahap, variasi makananuntuk bayi usia
6-24 bulan semakin ditingkatkan, bayi mulai diberikan sayurandan buah-buahan,
lauk pauk sumber protein hewani dan nabati, serta makananpokok sebagai sumber
kalori. Demikian pula jumlahnya ditambahkan secarabertahap dalam jumlah yang
tidak berlebihan dan dalam proporsi yang juga seimbang.
d. Pesan
gizi seimbang untuk anak usia 2 – 5 tahun.
Jumlah dan
variasi makanan harus mendapatkan perhatian secara khusus
dari ibu atau pengasuh anak, terutama dalam
“memenangkan” pilihan anak
agar memilih makanan
yang bergizi seimbang. Disamping
itu anak pada
usia ini sering
keluar rumah sehingga mudah terkena penyakit infeksi dan
kecacingan, sehingga perilaku hidup bersih perlu dibiasakan untuk mencegahnya.
e. Pesan
gizi seimbang untuk anak usia 6 – 9 tahun.
Pemberian
makanan dengan gizi seimbang untuk anak pada kelompok usia ini harus
memperhitungkan kondisi – kondisi anak yang mulai suka jajan di luar karena
banyak bermain di luar dan terpengaruh oleh teman, tawaran makanan jajanan,
aktivitas dan keterpaparan terhadap sumber penyakit infeksi menjadi tinggi.
f. Pesan
gizi seimbang untuk remaja usia 10 – 19 tahun.
Perhitungan terhadap kebutuhan zat
gizi pada kelompok
ini harus memperhatikan
kondisi-kondisi tertentu seperti pertumbuhan cepat memasuki usia
pubertas, kebiasaan jajan, menstruasi dan perhatian terhadap penampilan
fisik. Khusus pada
remaja puteri, perhatian
harus lebih ditekankan terhadap persiapan mereka sebelum
menikah.
g. Pesan
gizi seimbang untuk dewasa.
Perhatian terhadap
perilaku konsumsi pangan dengan
gizi seimbang, termasuk
kegiatan fisik yang
memadai dan memonitor BB normal,
perlu diperhatikan untuk mencapai pola hidup sehat, aktif dan produktif.
h. Pesan
gizi seimbang untuk usia lanjut.
Membatasi
konsumsi gula, garam dan minyak, makanan berlemak dan tinggi purin. Mengonsumsi
sayuran dan buah-buahan dalam jumlah yang cukup.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gizi
merupakan suatu zat yang terdapat dalam makanan yang mengandung karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi manusia untuk
pertumbuhan dan perkembangan manusia, memelihara proses tubuh dan sebagai
penyedia energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Tiap orang memiliki
kebutuhan gizi yang berbeda dari kelompok usia tertentu, karena itu tiap usia
tertentu memiliki porsi makan yang berbeda. Masalah gizi menyerang
semua lapisan umur, baik anak-anak hingga orang dewasa. Penanggulangannya adalah dengan menyeimbangkan masukan
dan keluaran energi melalui pengurangan makan dan penambahan latihan fisik atau
olah raga serta menghindari tekanan hidup/ stress.
B. Saran
Pemenuhan gizi yang seimbang sangat penting dan
diperlukan dari asupan makanan yang dimakan tiap harinya, yang nantinya akan digunakan
untuk memenuhi energi yang dibutuhkan tubuh tiap harinya. Oleh karena itu,
harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi untuk pemenuhan gizi.
DAFTAR
PUSTAKA
Irianto, Djoko Pekik,
2006. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
Novela, Debi S.
2013. Gizi Seimbang, 4 (1). (Online),
diakses 23 Agustus 2014.
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.
Yayasan
Institut Danone Indonesia. Gizi Untuk
Anak Bangsa. (Online), http://www.danonenutrindo.org/tentang_gizi_seimbang.php, diakses 23 Agustus 2014.
Krisnansari,
Diah. 2010. Mandala of Health. Nutrisi
dan Gizi Buruk. (Online), 4 (1): 68.
Bally's Philadelphia Hotel & Casino - JMHub
BalasHapusBook the Bally's Philadelphia Hotel & Casino - Philadelphia 포항 출장샵 & 제천 출장샵 Save BIG on Your Next Stay! Compare Reviews, Photos, & Availability 속초 출장마사지 w/ Travelocity. 춘천 출장마사지 Start Saving 청주 출장안마 Today! Rating: 3.7 · 7 reviews · Price range: $$$